Privatisasi Air dan Keberlangsungan Hidup

31 Mei 2009 pukul 7:40 am | Ditulis dalam Resensi Buku | 1 Komentar

Judul               : Water Wars Privatisasi, Profit dan Polusi

Penulis            : Vandhana Shiva

Penerbit          : INSIST PRESS

Tahun Terbit : 2002

Halaman          : 179 + xxxvi halaman

Aliran               : Non fiksi – Isu Lingkungan

Ketika bongkar-bongkar rak buku, eH, ternyata nemu buku lama….Bacaan setahun yang lalu….!! buku pinjeman dari kakak yang belum di kembalikan…. ( walaupu jadul tapi isinya masih relevan kQ. hehehehe….!! 🙂 ).

Vandhana Shiva, Seorang pemikir dan aktivis linkungan yang radikal dari India.  Pemikir terkemuka dengan trampil memadukan pandangan-pandangannya tentang isu lingkungan, pertanian, spiritualitas dan hak-hak perempuan kedalam suatu tulisan yang menarik. Sebelum menjadi aktivis beliau adalah seorang ahli fisika terkemuka di india. Pada tahun 1993 beliau memimpin International Forum for Globalization, dan memenangkan Penghargaan Alternatif untuk Mengimbangi Penghargaan Nobel Perdamaian ( Right Livelihood Awards).

Dari kutipan berikut mungkin rekan-rekan bisa punya gambaran mengenai buku ini dan apa yang ada dalam pikiran Vandana Shiva.

“Dewasa ini ketika saya bepergian ke ibukota Jaipur, disebelah barat India, untuk dengar pendapat tentang bencana kekeringan dan kelaparan, saya mengalami perbenturan kebudayaan air tersebut. Diatas kereta api dari Delhi ke Jaipur kami diberi sajian botol air dimana Aquafina yang masih satu produk dengan Pepsi menjadi favorit. Dijalan-jalan Jaipur,terdapat budaya air yang berbeda. Pada masa puncak kekeringan, dibangun gubuk kecil beratap jerami yang di sebut Jal Maindirs (Kuil air) dimana diletakkan belangga tanah (kendi) berisi air yang diberikan cuma-cuma kepada orang-orang yang dahaga.Jal Maindirs adalah sebagian dari tradisi nenek moyang yang melatari kehadiran Piyaos, stan air gratis  diranah publik. ini adalah perbenturan dari dua kebudayaan air: satu melihat air sebagai suatu yang sakral dan memperlakukannya sebagai tugas mewujudkan suaka hidup, sedangkan budaya lainnya memandang air sebagai komoditas, dan kepemilikan air berikut penjualannya merupakan hak fundamental korporat.

Buku yang hebat. ditulis dengan kritis, dalam bahasa yang dinamis. menggali permasalahan secara mendalam seperti halnya menggali dalamnya air tanah di India. Sebagai kebutuhan hidup yang paling mendasar, air adalah adalah hak asasi manusia. tanpa air manusia tak layak disebut manusia. Privatisasi air sebagai penyebeb kerusakan sumber mata air akibat eksploitasi berlebihan dan tak tau adab, mengakibatkan kekeringan hebat dan kelangkaan air di penjuru dunia. Perang baru yang di sebabkan oleh air ini (perang air) akan lebih besar dan mendasar dari pada perang memperebutkan minyak dan sumberdaya lain.

Sampai saat ini, para pemain besar (korporat air) entah itu yang lama maupun yang baru terus berekspansi untuk memprivatisasi air di berbagai negara. Mereka bersembunyi dibalik aturan-aturan Perdagangan Bebas WTO, NAFTA, FTAA, yang tak lain adalah kaki tangan IMF untuk privatisasi sumber daya alam (baca: air). Faham Neoliberalisme telah membuat segalanya selalu berarti “uang”. walaupun itu adalah kebutuhan mendasar kehidupan yang tak ada siapapun boleh merusak, apalagi diprivatisasi.

” Kaya’nya privatisasi air ini pantes yang mendapatkan Fatwa Haram yah….!!?!?!? bukanya Pesbuk…!!!!” 😦

“Wah, kalo ngomong masalah Haram-Halal itu urusanya ruwet pak Wo….!!? tapi emang seharusnya yang membuat Fatwa Haram tuh lebih paham mana yang lebih penting dan didahulukan untuk kesejahteraan umat” 🙂

Bagaimana dengan Nasib Air di negara kita…???

Bencana karena air. Banjir, Air Bah, Tsunami Hebat, Kemarau panjang, Berita mengenai kekeringan di berbagai daerah tentunya sering sekali kita mendengar dalam beberapa tahun ini. Kalau di fikir tentunya kurang logis apabila didaerah-daerah yang di beritakan tersebut mengalami kekeringan dan kelangkaan air. Sebut saja di Kalimantan yang memiliki Hutan Hujan Tropis, Sumatera, Jawa…..yang semuanya seharusnya daerah yang melimpah air. Apa yang sebenarnya terjadi….????!?!? Kerusakan lingkungan! rusaknya daerah-daerah konservasi air yang sebagian besar akbat eksploitasi air untuk kepentingan segelintir orang, Privatisasi dan komersialisasi air.

Menejemen air yang baik sudah seharusnya segera kita terapkan. melindungi daerah konservasi air dari segala kemungkinan rusak akibat ulah manusia, serta menerapkan demokrasi air yang didasari oleh pentingnya air bagi kehidupan. Air sebagai anugrah alam dari tuhan yang diberikan secara cuma-cuma  kepada kita. Air itu gratis untuk kebutuhan pangan, pertanian dan kehidupan.Air harus dilindungi dari kerusakan. Air pun bisa habis fungsinya apabila digunakan secara “ngawur”, sehingga perlindungan yang melibatkan semua pihak perlu segera berjalan. Baik itu  oleh pemerintah dengan aturan-aturanya ataupun masyarakat sebagai pengguna. dan sebaiknya pengelolaan air  pun dikembalikan kepada kearifan adat lokal karena tak mungkin masyarakat akan menerlantarkan air….menerlantarkan hidup mereka sendiri. Tak seorangpun lagi berhak merusak air lebih – lebih memprivatisasi sumber daya air di negeri kita. STOP PRIVATISASI AIR SEKARANG…!!!!

” Kalo dikemBalikan kepada keripan lokal,TruZ gmana dengan PDAM yang airnya curr-pet…curr-pret ntu boz….??? ditutup aje kali za….?!?!?” 😦

“Hust….!!! bukannya ditutup pak Wo….tapi diperbaiki prinsip dan fungsinya….!!” 🙂

1 Komentar »

RSS feed for comments on this post. TrackBack URI

  1. mas nyilih buku waternya


Tinggalkan komentar


Entries dan komentar feeds.